Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Umat Buddha Menyambut Waisak dengan Perjalanan Khusus dari Candi Mendut ke Borobudur



Liputan Terhangat - Sebuah peristiwa
yang luar biasa dan tidak terlupakan terjadi ketika umat Buddha di Indonesia merayakan momen penting dalam agama mereka, yakni perayaan Waisak, dengan melakukan perjalanan kaki yang spektakuler dari Candi Mendut akan menuju ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Acara istimewa ini berlangsung pada hari Minggu (4/6) menjelang detik-detik perayaan Waisak tahun 2567 BE/2023.

Perjalanan ini bukanlah sekadar perjalanan biasa. Umat Buddha membawa api dharma Waisak yang diambil dari daerah Mrapen, Kabupaten Grobogan, serta air berkah Waisak yang diperoleh dari Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung. Kedua elemen suci ini telah diarak dan diarakkan dalam upacara pemujaan yang dilakukan oleh para biksu dan umat Buddha di Candi Mendut. Api dharma memiliki makna yang mendalam sebagai sumber energi penting yang memberikan kehidupan dan kehangatan bagi umat Buddha.

Melalui api ini, umat Buddha diingatkan akan pentingnya mempertahankan semangat, keberanian, dan kecerdasan dalam menghadapi tantangan hidup. Api dharma juga merupakan simbol pencerahan dan pengetahuan yang menerangi jalan menuju kebijaksanaan.

Perjalanan umat Buddha dari Candi Mendut yang akan tiba di Candi Borobudur dihiasi dengan arak-arakan yang penuh warna. mereka membawa bendera Merah Putih sebagai simbol persatuan dan nasionalisme, serta membawa hasil bumi seperti padi, sayuran, dan buah-buahan.

Kemeriahan perjalanan semakin ditingkatkan dengan kehadiran mobil-mobil hias yang berpartisipasi dalam arak-arakan ini, menarik perhatian warga sepanjang jalan.

Bergabung dalam arak-arakan, mereka bergandengan tangan dan melangkah bersama menuju pelataran barat Candi Borobudur dengan semangat yang membara. Dengan penuh kegembiraan, mereka bergabung dalam rangkaian upacara yang sarat makna, memperingati detik-detik perayaan Waisak. Tujuan mereka yang mulia adalah mencapai pelataran barat Candi Borobudur, tempat di mana kekhidmatan dan kesucian menyelimuti setiap momen perayaan.Peringatan detik-detik Waisak tahun 2567 BE/2023 akan diselenggarakan di pelataran barat Candi Borobudur tepat pukul 10.41. Pagi

Pemilihan Candi Borobudur sebagai tempat istimewa untuk merayakan detik-detik Waisak memiliki makna dan simbolik yang dalam bagi umat Buddha. Candi ini merupakan warisan budaya dunia yang mencerminkan kejayaan agama Buddha di masa lalu. Dalam perayaan Waisak, umat Buddha berkumpul di Candi Borobudur untuk bermeditasi, berdoa, dan merenungkan ajaran Siddhartha Gautama, sang pendiri agama Buddha.

Perayaan Waisak adalah momen unik dan sangat berarti bagi umat Buddha di seluruh dunia. Pada hari ini, mereka merenungkan ajaran pencerahan yang diajarkan oleh Buddha Gautama.

Waisak juga menjadi kesempatan bagi umat Buddha untuk memperkuat ikatan sosial, mempromosikan perdamaian, serta menerapkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam ajaran agama mereka.

Perayaan Waisak tidak hanya penting bagi umat Buddha, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman agama dan budaya. Perayaan Waisak menjadi momen yang tepat untuk memupuk sikap saling menghormati, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama.

Kita semua diajak untuk merayakan keberagaman agama dan budaya sebagai kekayaan yang harus kita jaga dan lestarikan.

Semoga perayaan Waisak ini membawa sukacita, kedamaian, dan harapan bagi umat Buddha dan seluruh masyarakat Indonesia. Mari kita bersama-sama merayakan perbedaan dan menjaga kerukunan antarumat beragama sebagai salah satu fondasi kuat dalam membangun negara yang adil, beradab, dan harmonis.

Posting Komentar untuk "Umat Buddha Menyambut Waisak dengan Perjalanan Khusus dari Candi Mendut ke Borobudur"